Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan
adalah adanya satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan yaitu Lailatul
Qadr. Apakah sebenarnya Lailatul Qadar ini? Kapankah datangnya? Apa
tanda-tandanya? Mengapa orang mencarinya? Dan apa yang harus dilakukan ketika
kita menemuinya?
Tulisan di bawah ini semoga bisa
membantu dalam memahami lebih jauh tentang Lailatul Qadar dan bagaimana
menyikapinya.
Pengertian Lailatul Qadr
Allah Ta ‘ala berfirman: “Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan
tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar. “ (Al-Qadr: 1-5)
Allah memberitahukan bahwa Dia
menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh
keberkahan. ”Sesungguhnya Kami menurunkannya (alQur’an) pada suatu malam yang
diberkahi.” (Ad-Dukhaan:3) Dan malam itu berada di bulan Ramadhan,
sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan Al- Qur’an. “ (Al-Baqarah: 185).
Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhu- berkata:
“Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim
keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit
pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara
berangsurangsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan
konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”
Keistimewaannya
Malam itu dinamakan Lailatul Qadar
karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta ‘ala. Juga, karena
pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun,
sebagaimana firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang
penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4)
Kemudian, Allah berfirman mengagungkan
kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim:
“Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan
nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih
baik dari pada seribu bulan.“
Beribadah di malam itu dengan ketaatan,
shalat, tilawah, dzikir, do’a dsb sama dengan beribadah selama seribu bulan di
waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan.
Lalu Allah memberitahukan keutamaannya
yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di
malam itu, termasuk Jibril ‘alaihis salam. Mereka turun dengan membawa semua
perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah.
Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan
keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan
hingga terbit fajar” (Al- Qadar: 5)
Maksudnya, malam itu adalah malam
keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya,
sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril –
mengucapkan salam kepada orang-orang beriman.
Dalam satu hadits shahih, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di
malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada
saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. “ (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Adapun maksud qiyamul lail di dalamnya
yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, sholat tahajjud,
membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, do’a, istighfar dan taubat kepada Allah Ta
‘ala.
Waktu Terjadinya Lailatul Qadr
Tentang waktunya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh
malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim) Dan di
kesempatan lain beliau bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan)
ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim
dan lainnya).
Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil
yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh,
dan malam dua puluh sembilan.
Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar
terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah telah menyebutkan empat puluhan
pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai
pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu
terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan
waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (Fathul Bari, 4/262-266). Mungkin
pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada
tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung
kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Wallahu a’lam.
Para ulama mengatakan bahwa hikmah
Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah
agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar
sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan
bermalas-malasan.
Doa Ketika Menjumpai Lailatul Qadar
”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa
pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku
katakan di dalamnya?” Beliau menjawab,”Katakanlah: ‘Allahumma innaka
‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha
Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi, Ibnu
Majah)
Tanda-tanda Lailatul Qadar
1. Udara dan angin sekitar terasa
tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak
begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar
tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR Al Baihaqi)
2. Malaikat turun dengan membawa
ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan
kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
3. Manusia dapat melihat malam ini
dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
4. Matahari akan terbit pada pagi
harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar [yang menyilaukan]. Dari Ubay
bin Ka’ab, ia berkata, ““Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua
puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya
matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot.” (HR Muslim)
Bagaimana Menyikapi Lailatul Qadar?
Lailatul qadar adalah malam yang penuh
berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput
dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut.
Seharusnya setiap muslim mencamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Di bulan Ramadhan ini terdapat
lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari
memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.”
(HR. Ahmad 2/385)
Sumber copas : http://blog.al-habib.info/id/2010/08/mencari-malam-lailatul-qadar/
Tags:
Renungan Gobbloger